Sejarah Desa

MASA SEBELUM KEMERDEKAAN

Pak parwo Rejo (lurah dongkol=mantan lurah) adalah putra dari Lurah nduren yang belum bisa kami cari tau siapa nama ayahnya tersebut.Beliau bapak Parwo Rejo ini kelahiran nduren dan mempersunting wanita cantik dari mbluwak bernama Tami.

Bp.Parwo Rejo kala itu menjadi lurah di wilayah desa mbener dan sekitarnya. Kala itu saat masa pemerintahannya ada sebuah tempat di dekat Simpang lima pantirejo.Kala itu di dekat simpang lima ada pohon besar dan rindang namanya pohon PILANG,di bawah pohon pilang yang rindang itu digunakan masyarakat setempat sebagai pasar kayu.
Dikarenakan di pasar kayu yang berada dibawah pohon pilang ini selalu ramai dan banyak sekali orang orang  melakukan jual beli kayu,dan semakin ramainya pasar akhirnya pak lurah berfikir untuk memberi nama tempat pasar itu,karena pasar itu belum memiliki nama,agar mudah di ingat dan di kunjungi oleh banyak orang.maka pak lurah beserta sesepuh setempat memberi nama tempat itu PILANGSARI.
PILANG adalah Nama pohon besar dan rindang itu.
SARI adalah tempat dimana banyak orang orang berkumpul untuk mencari sari kehidupan atau pangan untuk keluarga,maka dinamakanlah tempat itu dengan sebutan PILANGSARI.
Dari cerita itupun berlanjut,kenapa pohon pilang tidak di budidayakan untuk digunakan sebagai bahan rumah,padahal pohon pilang juga merupakan pohon yang bagus untuk bahan rumah kayu.

Konon kabarnya siapa yang mampu menggunakan kayu pilang itu untuk bahan rumah,maka orang itu sangatlah kuat daya spiritulnya,karena mungkin bisa jadi karena pohon pinang iti sudah menjadi simbol atau nama dari tempat itu.

 

SEKILAS MASA LURAH SEBELUM PERDA TURUN

Dimasa dahulu setiap desa/dukuh ternyata ada lurahnya,Kala itu pak Parwo Rejo menjabat lurah sebelum kemerdekaan Republik Indonesia.Beliau menjabat lurah sebelum turunnya Perda ( peraturan daerah )  pusat pemerintahan dimasa itu berada di mbener,bapak lurah parwo Rejo ini orang kaya di kala itu di bener bertempat di lokasi yang saat ini ditempati mbah bayan suratman ke arah selatan pentok jalan lalu ke timur pentok jalan kemudian ke utara pentok jalan , lalu ke barat pentok rumah pak bayan suratman lagi,di situlah tanah Bp.Parwo Rejo.Beliau juga mempunyai tanah di Ngrawoh di lokasi saat ini anak sulung mbak Parwo Rejo tinggal ke arah utara berbatasan dengan tanah bu Paniem dan ke arah barat berbatasan dengan tanah Bp.Abdulloh safii.

Setelah kepemerintahan lurah Parwo Rejo ini lengser,Diutuslah bapak Joyo Sastro  dari putra bapak Demang Wahyu bernama Joyo Sentono,yang diutus dari Kraton solo untuk mengku wilayah Kidul Kali /Kidul Wahyu yaitu Pilangsari.Semasa pemerintahan bapak lurah Joyo Sastro inilah pusat pemerintahan berada di Ngrawoh akan tetapi bertempat di Ngrawoh RT 04 yang sekarang di jadikan selepan padi.
Setelah beliau pak Joyo Sastro lengser dari kepemerintahan, jabatan lurah ini di berikan kepada putranya yang bernama Bp.SLAMET (LURAH PERTAMA SETELAH PERATURAN DAERAH TURUN Tahun 1973) ,beliau menikah dengan bunga desa yang bernama SUM, Dan dimasa ini lah pusat pemerintahan berpindah di Ngrawoh ndukuhan atau lebih di kenalnya Ndukoh sampai saat ini.

Kenapa nama desa yang sekarang menggunakan nama desa Pilangsari…?

Karena dari desa desa yang berada di wilayah tersebut desa Pilangsari sudah lebih dulu ada,jadi pemerintahan desa Pilangsari menggunakan nama desa Tertua di wilayah tersebut,maka dipilihlah desa Pilangsari, dan saat ini disebutlah desa PILANGSARI.

Silsilah Kepala Desa

LURAH PARWO REJO

sebelum tahun 1918
xxxx – xxxx

LURAH DJOYO SASTRO

Kepala Desa Periode
1918-1973

LURAH SLAMET

Kepala Desa Periode
1974 – 1987

LURAH SUPANIYO

Kepala Desa Periode
1989 – 2007

KARSONO

Kepala Desa Periode
2007 – 2019

AHMAT MUNADI

Kepala Desa Periode
2019 – 2025